BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pendidikan mempunyai peranan
sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan
pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek kepribadian
manusia dan berkaitan langsung dengan pembentukan manusia serta menentukan
model manusia yang akan dihasilkannnya.[1]
Pendidikan formal seperti
lembaga pendidikan sekolah akan dirasakan sangat penting, ketika keluarga tidak
mampu lagi memberikan pendidikan yang wajar kepada anak-anaknya. Lembaga ini
akhirnya diterima sebagai wahana proses kemanusiaan dan pemanusiaan kedua
setelah keluarga.[2]
Kebutuhan dan tuntutan
masyarakat akan tenaga kependidikan terutama guru amat terasa urgensinya pada
pendidikan formal (formal education) untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Di lembaga pendidikan formal ini, guru menjalankan tugas pokok dan fungsi yang
bersifat multi peran, yakni sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing.[3]
Tugas dan tanggung jawab
guru adalah sangat luas, tetapi tugas mengajar di depan kelas merupakan salah
satu tugas yang sangat penting. Demikian pentingnya sehingga berhasil tidaknya
seorang guru sering diukur hanya dari aspek ini saja, guru akan dikatakan
pandai kalau dapat mengajar dimuka kelas dengan baik.[4]
Guru sebagai pendidik di
sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan. Ia telah
mempelajari ilmu, ketrampilan dan seni sebagai guru, serta telah dibina untuk
memiliki kepribadian sebagai pendidik. Guru melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik dengan rencana dan persiapan yang matang. Mereka mengajar dengan
tujuan yang jelas, bahan-bahan yang telah disusun secara sistematis dan rinci,
dengan cara dan alat-alat yang telah dipilih dan dirancang secara cermat.[5]
Pada masa-masa yang silam,
tidak jarang persiapan mengajar hanya berdasarkan intuisi semata. Artinya kalau
tiba-tiba saja mendapat semacam ilham, lalu seorang guru dapat mempersiapkan
pelajaran untuk besok pagi dengan bahan yang padat dan lancar. Tetapi karena
datangnya ilham seolah-olah dari langit (tidak sepenuhnya berasal dari
kurikulum resmi) maka sifatnya tidak objektif dan kadang-kadang penuh dengan
ambisi pribadi. Dalam pelaksanaan pengajaran tersebut orientasi pertimbangannya
hanya ditekankan dari segi metode mengajar, bukan perhatian kepada cara belajar
agar dapat dipahami semudah-mudahnya oleh siswa.[6]
Proses belajar mengajar
sebenarnya tidak semudah itu. Ini juga menjadi bukti bahwa proses belajar
mengajar adalah suatu proses yang kompleks. Proses tersebut terdiri dari banyak
bagian yang kait mengkait, tiap bagian mempunyai fungsi tersendiri yang bekerja
dalam suatu kaitan yang lekat agar dapat mencapai keberhasilan. Apabila hanya
mengandalkan pada salah satu komponen (sub sistem) saja, maka siswa tidak akan
berhasil mencapai tujuan belajar.[7]
Mengajar merupakan suatu
perbuatan yang terpadu dan dilaksanakan secara bertahap, yakni tahap sebelum
pengajaran (Pre Active) atau perencanaan, tahap proses pengajaran
(interactive), dan tahap sesudah pengajaran (post active).[8]
Pada hakikatnya, bila suatu
kegiatan direncanakan lebih dahulu, maka tujuan dari kegiatan tersebut akan
lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah sebabnya seorang guru harus memiliki
kemampuan dalam merencanakan pengajaran, membuat persiapan pengajaran yang
hendak diberikan.[9]
Perencanaan merupakan bagian
yang penting dari langkah suatu pola pengajaran yang disebut penyiapan
lingkungan belajar untuk membantu menciptakan disiplin pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar yang benar dan memadai, suasana yang menggairahkan dan
kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efesien dengan maksud-maksud
tertentu.[10]
Di MTs. Salafiyah Roudlotul
Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak pengajaran kurang begitu terencana
dengan baik karena para guru umumnya lebih mementingkan proses pengajaran tanpa
memperhatikan perencanaan, hanya sebagian guru saja yang dalam pengajarannya
menggunakan persiapan atau perencanaan. Mereka biasanya hanya menguasai materi
kurikulum yang ada pada buku paket masing-masing.
Atas dasar kenyataan
tersebut, maka proses pelaksanaan pengajaran di MTs. Salafiyah Roudlotul
Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak terlihat kurang dapat menimbulkan
minat belajar bagi para peserta didik. Beberapa indikator mengenai hal itu
dapat disebutkan antara lain :
1. Proses
pembelajaran lebih bersifat monoton dan sentralistik
2. Para
siswa cepat lelah jika pengajaran terlalu lama
3. Para
siswa lebih senang waktu istirahat dan waktu pulang dari pada waktu
pembelajaran
4. Para
siswa kurang begitu senang jika ada guru yang memberikan tugas baik tugas
individu,kelompok,maupun tugas PR (Pekerjaan Rumah)
Lembaga pendidikan yang
disebut MTs adalah madrasah dengan ciri agama yang diselenggarakan Departemen
Agama. Di MTs diajarkan sejumlah mata pelajaran untuk mencapai tujuan
kurikulum, salah satu mata pelajaran itu adalah fiqih.
Tujuan mata pelajaran fiqih yang tercantum dalam GBPP MTs
adalah :
1. Agar
siswa dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok syariat islam secara terperinci
dan menyeluruh baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman yang
diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan bertagama dan sosial.
2. Agar
siswa dapat melaksanakan atau mengamalkan ketentuan syariat dengan benar,
pengalaman yang diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan syariat, disiplin dan tanggung
jawab sosial yang tinggi dalam kehidupannya dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat.[11]
Untuk mengetahui pengajaran
fiqih di MTs. Salafiyah Roudlotul Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak
apakah proses pengajarannya menggunakan perencanaan atau tidak dan bagaimana
pengaruhnya terhadap minat belajarnya siswa, maka muncullah sebuah ide dan
tergerak hati ini untuk membahasnya lebih lanjut dengan judul “Pengaruh
Perencanaan Dalam Proses Pengajaran Fiqih Terhadap Minat Belajarnya Siswa Di
MTs. Salafiyah Roudlotul Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak”.
A. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah adalah
mencerminkan isi pokok permasalahan yang dibahas dalam kegiatan penelitian ini.
Adapun rumusan masalah dalam hal ini dapat disebutkan sebagai berikut :
1.
Bagaimana perencanaan
dalam proses pengajaran fiqih di MTs. Salafiyah Roudlotul Mujahadah NU
Undaan Kidul Karanganyar Demak.
2.
Bagaimana minat belajar fiqih siswa MTs. Salafiyah
Roudlotul Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak.
3.
Adakah pengaruh antara perencanaan dalam proses
pengajaran fiqh terhadap minat belajarnya siswa di MTs. Salafiyah Roudlotul
Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak.
B. Tujuan
Penelitian
Setiap kegiatan penelitian
pasti mempunyai tujuan, dan tujuan itulah yang mendorong untuk menyelesaikan
kegiatan tersebut.
Adapun tujuan penelitian dalam kegiatan ini adalah sebagai
berikut :
1.
Ingin mengetahui perencanaan dalam proses pengajaran fiqh di MTs.
Salafiyah Roudlotul Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak.
2.
Ingin mengetahui minat belajar fiqih siswa MTs. Salafiyah Roudlotul Mujahadah NU Undaan
Kidul Karanganyar Demak.
3.
Ingin mengetahui seberapa pengaruh perencanaan dalam proses pengajaran fiqih terhadap minat
belajarnya siswa di MTs. Salafiyah Roudlotul Mujahadah NU Undaan Kidul
Karanganyar Demak.
C. Penegasan
Istilah dan Penjelasan Judul
1. Penegasan
Istilah
Sebelum melangkah lebih
jauh, agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam mengartikan istilah yang
terdapat dalam judul, maka diberi batasan pengertian sebagai berikut :
a) Pengaruh
Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.[12]
b) Perencanaan
Proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).[13]
c) Proses
Runtutan atau rangsangan perubahan (peristiwa) dalam
perkembangan sesuatu.[14]
d) Pengajaran
Pengajaran merupakan rangkaian peristiwa yang direncanakan
untuk disampaikan, untuk menggiatkan dan mendorong belajar siswa yang merupakan
proses merangkai situasi belajar yang terdiri dari ruang kelas siswa, guru,
materi kurikulum.[15]
e) Fiqih
Fiqih adalah salah satu mata pelajaran di MTs. Salafiyah
Roudlotul Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak yang mempelajari
bermacam-macam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi
manusia baik yang bersifat individu maupun berbentuk sosial masyarakat.[16]
f) Minat
Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.[17]
g) Belajar
Sesuatu kegiatan yang menghasilkan perubahan perilaku pada
diri individu yang mengalami proses belajar. Perubahan tingkah laku ini terjadi
karena berbagai pengalaman yang dimilikinya.[18]
h) Siswa
Siswa adalah anak didik yang dikelola dalam proses belajar
mengajar dan diharapkan dapat memiliki sikap aktif, kreatif dan dinamis.[19]
2. Penjelasan
Judul
a) Perencanaan
yang dimaksud adalah kegiatan persiapan atau perencanaan yang dilakukan guru
fiqih sebelum materi kurikulum diberikan kepada peserta didik.
b) Minat
belajar siswa yang dimaksud adalah kecenderungan siswa MTs. Salafiyah Roudlotul
Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak untuk merasa tertarik dan
mengoptimalkan potensi dirinya pada proses pembelajaran mata pelajaran fiqih.
D. Hipotesa
Hipotesis adalah Suatu
dugaan sementara terhadap kebenaran suatu hal yang menurut Suharsimi Arikunto
adalah hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.[20]
Sehubungan dengan pendapat
di atas maka dapat diambil pengertian bahwa hipotesis adalah merupakan suatu
kesimpulan awal yang perumusannya tidak boleh dilakukan sekehendak hati
melainkan dengan berdasarkan penelitian empiris
dapat mencerminkan suatu landasan titik tolak dalam menempuh
langkah-langkah penelitian yang sistematis.
Sebagai kesimpulan sementara
dari kegiatan penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut :
“Ada pengaruh positif antara perencanaan dalam proses
pengajaran fiqih terhadap minat belajar siswa di MTs. Salafiyah Roudlotul
Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak”.
E. Metodologi
Penelitian
Adapun metode yang dipakai
dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Pendekatan Penelitian
Jenis pendekatan yang
dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif diskriptif.
2.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.[21] Yang
menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa MTs. Salafiyah Roudlotul
Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar Demak.
Sedangkan untuk mengetahui
jumlah sampelnya, Suharsimi Arikunto memberi batasan yakni : apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya, sehingga merupakan penelitian
populasi dan apabila jumlah subjeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25%.[22]
Teknik yang digunakan adalah
menggunakan stratified random sampling, artinya pengambilan sampel ditetapkan
15 % dari masing-masing kelas, yaitu kelas I 15 %, kelas II 15 % dan kelas III
15 %.
Adapun untuk menentukan
siapa yang menjadi sampel digunakan teknik undian artinya setiap perkelas di
undi nama yang harus keluar untuk dijadikan sampel.
Pemilihan sampel random
adalah proses pemilihan sampel sedemikian rupa sehingga semua orang dalam
populasi mempunyai kesempatan dan kebebasan yang sama untuk terpilih sebagai
sampel.[23]
3.
Variabel Penelitian
Variabel adalah perubahan
faktor tak tetap atau gejala yang dapat diubah-ubah. Atau variabel adalah objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.[24]
Dalam penelitian ini variabel yang dianalisis adalah :
a) Variabel
bebas (independent) atau perencanaan dalam proses pengajaran fiqih yang
disimbulkan dengan variabel X dengan indikator sebagai berikut :
1) Perumusan
tujuan pengajaran
2) Penguasaan
materi pengajaran
3) Pembuatan
Program KBM
4) Pemilihan
metode pengajaran
5) Penyiapan
sumber bahan pengajaran
6) Penyiapan
alat sarana pembelajaran
7) Penyiapan
evaluasi pengajaran
b) Variabel
terikat (dependent), minat belajar fiqih di MTs. Salafiyah Roudlotul Mujahadah
NU Undaan Kidul Karanganyar Demak yang disimbulkan dengan variabel Y dengan
indikatornya adalah :
1) Aktif
mengikuti pelajaran fiqih.
2) Mendengarkan
dan menyimak dengan seksama ketika guru fiqih menerangkan pelajaran.
3) Menciptakan
suasana kelas yang tenang ketika proses PBM berlangsung.
4) Mencatat
hal-hal yang penting ketika guru fiqih menerangkan pelajaran.
5) Belajar
mandiri ketika ada jam pelajaran fiqih yang kosong
6) Aktif
mengerjakan tugas baik tugas individu, kelompok atau PR.
7) Bertanya
kepada guru fiqih ketika ada penjelasan yang kurang dipahami oleh siswa.
4.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam upaya mengumpulkan data adalah :
a) Metode
Observasi
Metode observasi adalah cara
pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki.[25]
Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang letak geografis, sarana dan prasarana yang menunjang
proses belajar mengajar dengan baik.
b) Metode
Interview
Metode interview adalah
tehnik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan
sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.[26]
Metode ini ditujukan kepada
kepala sekolah untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya Madrasah, dan
ditujukan kepada guru fiqih untuk memperoleh data tentang persiapan mengajar.
c) Metode
Angket
Teknik angket merupakan
suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan
atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar
pertanyaan tersebut.[27]
Metode angket diberikan
kepada siswa untuk memperoleh data tentang minat belajar fiqih dan perencanaan
dalam pengajaran fiqih.
5.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan selama
penelitian, akan ditempuh melalui tiga tahap yaitu :
a) Analisis
Pendahuluan
Analisis pendahuluan yaitu merekap pilihan jawaban
responden kemudian dimasukkan kedalam tabel ditribusi untuk memperoleh prosentase pilihan jawaban
masing-masing variabel, kemudian memberikan penilaian terhadap pertanyaan
angket yang diajukan pada responden dengan kriteria skor sebagai berikut :
1) Baik
sekali (BS) untuk pilihan jawaban a diberi nilai 4
2) Baik
(B) untuk pilihan jawaban b diberi nilai 3
3) Sedang
(S) untuk pilihan jawaban c diberi nilai 2
4) Kurang
(K) untuk pilihan jawaban d diberi 1
b) Analisis
Uji Hipotesis
Analisis ini menggunakan
rumus korelasi Product Moment yang digunakan untuk membuktikan hipotesis yang
diajukan dalam penelitian. Untuk itu digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
rxy
= Koefisien
korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑XY
= Jumlah
perkalian variabel X dan Y
∑X
= Jumlah
variabel Y (independen)
∑Y
= Jumlah
variabel Y (dependen)
∑X2
= Jumlah keseluruhan variabel X
(independen) setelah dikuadratkan.
∑Y2
= Jumlah keseluruhan variabel Y (dependen)
setelah dikuadratkan.
N
= Jumlah
responden
c) Analisis
Lanjut
Setelah diperoleh koefisien
korelasi antara variabel x dan y langkah berikutnya adalah menghubungkan nilai
r (hasil Koefisien variabel x dan y) dengan nilai-nilai yang ada pada tabel,
baik dalam taraf signifikan 5% maupun 1 %. Apabila hasil tersebut diperoleh
sama atau lebih besar dari nilai yang ada pada tabel maka hasilnya signifikan
yang bearti hipotesis yang penulis ajukan diterima. namun apabila nilai r lebih
kecil dari pada nilai yang ada pada tabel berarti non signifikan dalam arti
hipotesis yang penulis ajukan ditolak.
F. Sistematika
Penulisan Skripsi
Bagian ini terdiri dari bab
I pendahuluan, bab II landasan teori, bab III gambaran umum lapangan, bab IV
analisa data, dan bab V penutup.
Bab satu menguraikan tentang
pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, penegasan istilah dan penjelasan judul, hipotesa, metodologi
penelitian dan sistematika skripsi.
Bab dua menguraikan tentang
landasan teori yang berisi teori perencanaan dalam proses pengajaran fiqih yang
meliputi pengertian perencanaan pengajaran, perencanaan pengajaran menurut
PPSI, program satuan pelajaran, dan fiqih. Sedangkan minat belajar siswa meliputi:
pengertian minat, fungsi minat, faktor yang mempengaruhi minat dan usaha untuk
menumbuhkan minat. Untuk bahasan belajar meliputi pengertian belajar, faktor
yang mempengaruhi belajar, teori-teori belajar dan fase-fase belajar. Untuk
bahasan terakhir yaitu hubungan antara perencanaan dalam proses pengajaran
fiqih dengan minat belajar siswa.
Bab tiga menjelaskan tentang
gambaran umum MTs. Salafiyah Roudlotul Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar
Demak yang meliputi: asal usul dan perkembangan, letak geografis, sumber daya
yang meliputi: keadaan guru, keadaan siswa dan sarana pendidikan kemudian
pelaksanaan pengajaran di MTs. Salafiyah Roudlotul Mujahadah NU Undaan Kidul
Karanganyar Demak yang meliputi kurikulum yang dilaksanakan, metode pengajaran
dan teknik evaluasi. Kemudian membahas tentang perencanaan fiqih dan minat
belajar fiqih di MTs Salafiyah Roudlotul Mujahadah NU Undaan Kidul Karanganyar
Demak.
Bab empat menguraikan
tentang analisis data yang meliputi analisis pendahuluan, analisis hipotesis
dan analisis lanjut.
Bab lima adalah penutup yang
terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan
penutup.
CALON
DAFTAR ISI SKRIPSI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
B.
Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Penegasan istilah dan penjelasan judul
E. Hipotesa
F. Metodologi penelitian
G. Sistematika skripsi
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Perencanaan
Pengajaran
1.
Pengertian
2.
Perencanaan pengajaran menurut PPSI
3.
Program satuan pelajaran
4.
Pengaruh faktor guru
B. Minat
Belajar Siswa
1.
Pengertian
2.
Ciri-ciri minat belajar
3.
Fungsi minat belajar
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
5.
Usaha untuk menumbuhkan minat
BAB
III
GAMBARAN
UMUM MTs MAZRO’ATUL HUDA KARANGANYAR DEMAK
A. Asal-usul
dan Perkembangannya
B. Letak
Geografis
C. Sumber
Daya
1.
Insani
2.
Non Insani
BAB
IV
ANALISA
DATA
A. Analisis
Pendahuluan
B. Analisis
Uji Hipotesa
C. Analisis
Lanjut
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,
Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktek, Bina Aksara, Jakarta, 1993.
Danim, Sudarwan,
Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan,
Pustaka Setia, Bandung, 2002.
“Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan”, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989,
Hadi, Sutrisno,
Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1993.
Kuntjoroningrat,
Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia Jakarta, 1997.
Mudhoffir, Tehnologi
Intruksional Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Program Pengajaran,
Rosda Karya, Bandung, 1996.
Mulyoso, E., Manajemen
Berbasis Sekolah (Konsep Strategi Implementasi), Rosada Karya, Bandung, 2002
Nurdin, Syafruddin,
dkk, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, Ciputat Pers, Jakarta, 2002.
“Proyek Pendidikan
Agama Islam”, Depag RI, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, SLTP,
Multiyono, Jakarta, 2000.
Sardiman AM., Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
Subandijah,
Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.
Sudjana, Anas,
Pengantar Statistik Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, 1992,
Sukmadinata,
Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Rosda Karya, Bandung, 2000.
Sumanto, Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan, Andi Offset, Yogyakarta, 1995.
Suryosubroto, B.,
Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997
Suyanto, dkk., Refleksi
dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia Memasuki Millenium III, Adicipta,
Yogyakarta, 2000.
“Tim Penyusun Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa”, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1995.
Umar Husain, Metode
Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Rajawali Pers, Jakarta, 2000.
DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065
KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA
UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI
GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM
[1] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek, Rosda Karya,, Bandung, 2000, hlm. 38.
[2] Sudarwan Danim, Inovasi
Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan,
Pustaka Setia, Bandung, 2002, hlm. 15.
[3] Ibid, hlm. 16.
[4] Sardiman AM. Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm.
180.
[5] Nana Syaodih, Op. Cit.,
hlm. 1.
[6] Mudhofir, Tehnologi
Intruksional, Rosda Karya Bandung, 1996, hlm. 60.
[7] Ibid, hlm. 61.
[8] Syafruddin Nurdin dkk, Guru
Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, hlm.
84.
[9] B. Suryosubroto, Proses
Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 27.
[10] Subandijah, Pengembangan
dan Inovasi Kurikulum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm. 220.
[11] Depag RI, GBPP Fiqih
Madrasah Tsanawiyah, 1994, Hlm. 2
[12] “Tim Penyusun Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa”, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1995, hlm. 747.
[13] Ibid, hlm. 832
[14] Ibid, hlm. 791
[15] B. Suryosubroto, Proses
Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 9.
[16] Syafi’I Karim, Fiqh
Ushul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 2001, Hlm. 18.
[17] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989,
hlm. 583
[18] Proyek Pendidikan Agama
Islam, Depag RI, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, SLTP,
Multiyono, Jakarta, 2000, hlm. 10
[19] B. Suryosubroto, Op.
Cit., hlm. 138
[20] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Bina Aksara, Jakarta, 1989, hlm. 68.
[21] Ibid, hlm. 104.
[22] Ibid, hlm. 107.
[23] Sumanto, Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan, Andi Offset, Yogyakarta, 1995, hlm. 41.
[24] Suharsimi Arikunto, Op.
Cit. hlm. 99
[25] Sutrisno Hadi,. Op. Cit. hlm, 136.
[26] Ibid, hlm 193.
[27] Husain Umar, Metode
Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Raja wali Pers, Jakarta, 2000,
hlm. 19.