Sabtu, 29 Desember 2012

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. SEMEN BOSOWA MAROS


ABSTRAK
(Sri Wahyuni), Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja ( Studi
Kasus pada PT Semen Bosowa Maros), Pembimbing I : Drs. Rusman Thoeng, M.Com,
BAP, Ak, Pembimbing II : Dra. Andi Kusumawati, M. Si, Ak).
Keywords : Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard
Penelitian ini mengenai “Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran
Kinerja ( Studi Kasus pada PT Semen Bosowa Maros)”. Dengan adanya Balanced
Scorecard sebagai analisis kinerja dalam perusahaan PT Semen Bosowa Maros dapat
membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai
dengan tujuan Balanced Scorecard adalah sebagai tolak ukur yang tidak hanya menilai
dari aspek keuangan tetapi juga dari aspek non keuangan, melalui empat perspektif yaitu:
keuangan, pelanggan, internal bisnis, dan pembelajaran dan pertumbuhan.

Pengumpulan data dilakukan melalui metode kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif
yaitu dengan penyebaran kuesioner pada pelanggan dan karyawan, kuantitatif yaitu
dengan menggunakan rasio-rasio dari empat perspektif Balanced Scorecard.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja dari perspektif keuangan
belum dapat diukur dengan baik dan sempurna karena peningkatan asset tiap tahun masih
kecil. Kinerja dari perspektif pelanggan secara umum sudah sesuai dengan yang
diharapkan, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pelanggan setiap tahunnya.

Pada perspektif proses bisnis internal diperoleh gambaran bahwa PT Semen Bosowa
Maros dalam memproduksi baranganya secara efesiensi dan efektif. Pada perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan dapat dilakukan dengan baik karena diterapkannya
peraturan bagi karyawan mengenai kehadiran. Dari empat perspektif dapat dinilai bahwa
ukuran kinerja PT Semen Bosowa Maros sudah cukup baik.




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
You can not manage what you can not measure,  demikian guru
manajemen Peter Drucker pernah berujar. Spirit kalimat ini mengindikasikan
bahwa pengelolaan kinerja manajemen atau kinerja bisnis selalu harus dilakoni
melalui proses dan hasil yang terukur. Tanpa manajemen yang berbasis pada
indicator yang terukur dan objektif, sebuah gerak organisasi bisnis bisa terpeleset
menjadi sejenis paguyuban yang tidak produktif.
Sumber : Peter Drucker (1992). The Man Who Invented Management.
Selama ini pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan
pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat keuntungan yang
tinggi akan dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang baik dari perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan yang semata-mata dari sisi keuangan akan
dapat menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai
dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Dan
sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi
karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka
panjang.
Untuk mengatasi masalah tentang kelemahan system pengukuran kinerja
perusahaan berfokus pada aspek keuangan dan mengabaikan kinerja non
keuangan, seperti kepuasan pelanggan, produktivitas karyawan, dan sebagainya,
maka diciptakanlah sebuah model pengukuran kinerja yang tidak hanya
mencakup keuangan saja melainkan non keuangan pula, yaitu konsep  Balanced
Scorecard (BSC).
Konsep  Balanced Scorecard  merupakan suatu sarana untuk
mengkomunikasikan persepsi strategis dalam suatu perusahaan secara sederhana
dan mudah dimengerti oleh berbagai pihak dalam perusahaan, terutama pihakpihak dalam organisasi yang akan merumuskan strategi perusahaan. Pengertian
Balanced Scorecard sendiri jika diterjemahkan bisa bermakna sebagai rapor
kinerja yang seimbang (Balanced). Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja seseorang dan/atau suatu kelompok, juga untuk
mencatat rencana skor yang hendak diwujudkan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerpa konsep  Balance
Scorecard sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan sebab
Balanced Scorecard yang telah dilakukan dapat menghasilkan perbaikan dan
perubahan strategis yang dilakukan untuk pencapaian kinerja yang akan dicapai
dalam pengelolaan unit usaha perusahaan.
Menurut pendekatan  Balanced Scorecard, manajemen atas
menerjemahkan strategi mereka ke dalam ukuran kinerja yang dapat dipahami dan
dapat dilakukan oleh karyawan. Dengan demikian,  Balanced Scorecard
merupakan suatu sistem pengukuran kinerja manajemen yang diturunkan dari visi
dan strategi serta merefleksikan aspek-aspek terpenting dalam suatu bisnis.
Berdasarkan pengalaman dalam perusahaan yang mengimplementasikan
Balanced Scorecard, diketahui bahwa terjadi perbaikan kinerja perusahaan dari
tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena seluruh karyawan di dalam perusahaan 3
mengerti secara jelas bahwa aktifitas yang mereka lakukan berpengaruh terhadap
keberhasilan pencapaian visi dan misi serta strategi perusahaan. Atau dengan kata
lain bahwa aktifitas strategi  telah menjadi kegiatan seluruh karyawan dalam
perusahaan. Sehingga mereka menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan dengan suatu hubungan yang terjadi dalam perusahaan.
PT. Semen Bosowa merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang
industri semen. Dalam melaksanakan aktivitas operasinya sebagai perusahaan
industri semen, maka perusahaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
kinerja perusahaan, namun dalam tahun terakhir kinerja perusahaan pengalami
penurunan. Penilaian kinerja perusahaan belum dilakukan dengan metode
Balanced Scorecard, tetapi perusahaan hanya menggunakan analisis laporan
keuangan (rasio keuangan). Oleh karena itu untuk dapat menentukan kinerja,
perusahaan dapat menerapkan  Balanced Scorecard sebagai alat ukur berbasis
strategis, seperti  financial perpectice, internal proses business perspective,
customer perspective, dan learning dan growth. Keunggulan penerapan Balanced
Scorecard adalah untuk dapat memberikan ukuran yang dapat dijadikan sebagai
dasar dalam perbaikan strategis.
Dari uraian diatas. Penulis merasa tertarik untuk menulis skirpsi dengan
judul: “Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja pada
PT Semen Bososwa Maros”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis dapat
mengidentifikasikan masalah-malasah yang akan dibahas pada bab-bab
selanjutnya dengan cara menganalisa bagaimana perusahaan menilai kinerja
secara  komprehensif. Oleh karena itu, penulis merumuskan masalah yang ingin
diteliti, yaitu : “Bagaimana Kinerja PT. Semen Bosowa Maros jika diukur dengan
pendekeatan balanced scorecard ?”.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan  Balanced Scorecard sebagai alat
analisis yang komprehensif dan koheren pada suatu perusahaan.
2. Mengidentifikasi gambaran penggunaan  Balanced Scorecard terhadap
penilaian kinerja pada perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.  Bagi penulis
Penulis dapat memperoleh gambaran untuk dapat memahami lebih lanjut
mengenai penerapan  Balance Scorecard  sebagai suatu sistem pengukuran
kinerja perusahaan.

2. Bagi Organisasi
Diharapkan dengan penelitian ini dapat menolong efektivitas organisasi dan
mendorong penerapan untuk tujuan strategis serta dapat memberikan masukan
berupa pemikiran tentang sistem manajemen strategic yang komprehensif dan
seimbang dengan menggunakan  Balance Scorecard, yang memberikan
instrument baru yang cukup menjajikan untuk diterapkan sebagai pengukuran
kinerja organisasi.

3. Bagi pembaca
Manfaat bagi pembaca dapat dijadikan bacaan untuk menambah wawasan
ilmu pengetahuan khususnya akuntansi manajemen dan menjadi bahan
pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian yang
menyangkut kinerja manajemen